Kamis, 05 Desember 2013

Surat Kecil untuk Ridzal

***Dear Ridzal,,,,,   
 
Hmm gimana kabar aahari ini, aku gak punya kata-kata untuk membuka surat ini selain menayakan keadaanmu……J haha..
Sebelumnya aku minta maaf, semoga aagak marah apalagi benci sama aku.
 
***Lancang aku mengirimkan surat kecil ini, yang mungkin sedikit membuat kamu tidak nyaman, tapi aku berharap kamu membaca sebelum membuangnya, agar maksud hatiku dapat kamu ketahui.

Hari ini aku menyapamu karena aku ingin kamu tahu kamu adalah bagian penting dari hidupku. Kamu pelajaran berharga yang nggak akan aku dapatkan dari siapapun. Untuk setiap cemburuku, aku ucapkan terima kasih. Tanpa kamu, aku nggak akan pernah belajar untuk kuat.
  

**aku tersenyum simpul
          *…….
 
**Lihatlah, lihatlah kemari, aku punya banyak sekali cerita yang ingin kubagi untukmu...

Tengoklah kemari, sebentar, sebentar saja,,,

Disetiap mataku melihatmu bersamanya,, aku menemukan banyak hal, aku menemukan sebuah titik ketegaran yang mampu menopangku untuk kembali bangkit kala itu. Secercah harapan tentang mimpi2 yang masih harus kuperjuangkan.




Aku tau, aku tidak boleh menyerah. inilah titik balik hidupku, dan aku akan mengenang masa itu untuk seumur hidupku, masa kebangkitanku dari keterpurukan yang amat sangat perih. Jika suatu hari nanti aku terjatuh lagi, akan kugenggam erat mimpi2ku.


Maka melalui surat ini pula aku ingin memutuskan ikatan hati itu (Jika masih ada), Agar tidak menjadi beban dalam pikiran dan hatiku. Karena akal dan hatiku ini sangat lemah.  Maka bantulah aku, bantu aku jika benar kau pernah mencintaiku.

 
Kalau kita bertemu, aku harap kamu tak akan diam seribu bahasa, karena aku akan sangat senang hati berbicara denganmu.
 
Kutunggu kamu di ujung jalan, tempat di mana sering aku menunggu kamu, dan akan selalu menunggu hingga kamu memberikan jawaban terbaikmu di sana, membuka kembali pintu hatimu untukku, menerima kembali cintaku dan mengisi hatimu.


*kamu tahu ga? aku kangen kamu.

Kangen jadi teman kamu seperti dulu. Dan kalaupun keadaan tidak bisa menjadi seperti semula, kamu tetap teman yang baik buatku. Kita pernah baik dan aku harap begitupun nantinya.

Aku terlalu bodoh karna aku tak bisa melakukan apa-apa untuk membuatmu kembali, aku terlalu pengecut untuk langsung mengatakan padamu,  bersama surat ini maaf aku tak mampu lagi membendung perasaanku, aku sudah terlalu lelah menyimpannya.

  dan semua ini memaksaku untuk mengirimkan surat ini untukmu,

***aku akan membenci diriku sendiri bila aku tak melakukan apa-apa.

Mungkin cukup aku mengutarakan perasaanku ini.


maaf, di penutupan surat ini tak kuakhiri dengan kata-kata serupa akhiran sebuah surat biasa, sebab aku ingin terus menyuratimu meskipun tak akan menerima balasan sepucuk surat cinta darimu.


Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca surat yang mungkin norak dan terkesan ababil…….
 

              aku yang masih mencintaimu

      (Risa)